Selasa, 18 Oktober 2011

Geothermal dan Hydrothermal

Oke untuk topik kali ini gw bakalan membahas sesuatu yang mungkin sedikit gw mengerti karena bersinggungan juga dengan bidang kuliah yg gw geluti. Sekarang nampaknya orang-orang udah banyak yang membicarakan tentang energi panas bumi atau istilah kerennya Geothermal (padahal itu cuma di-translate-in aj), banyak yang membahas tentang potensinya dan bla bla nya, mungkin gw juga akan membahas itu nanti tapi yang sekarang mau gw share dan bahas hanya sekedar terminologi dari panas bumi itu sendiri, dan apa sih sebenernya panas bumi itu daripada udah ngomong jauh-jauh tentang potensi tapi sebenernya masih gelagapan klo ditanya tentang apa itu panas bumi. Mungkin gk pada penasaran dan mungkin udah banyak yang tau juga tapi gimana klo muncul istilah hydrothermal? apakah bapak-bapak dan ibu-ibu yang katanya pintar-pintar dan mewakili rakyat di khayangan sana udh pada tau? atau gmana para pembaca lainya?mungkin...

Jadi secara arti yg gw tangkep waktu ngambil kuliah Geologi Geothermal itu, geothermal adalah panas bumi, simpel kan? panas bumi itu adalah panas yang terkandung dalam bumi, bagaimana kok bisa panas dalam buminya itu? secara simpel panasnya itu berasal dari magma dalam perut bumi walaupun gk semua panas yang ada di bawah permukaan itu berasal dari magma, ada juga dari peluruhan unsur" radioaktif, ada akibat tekanan di bawah permukaan yang sangat tinggi , dan ada juga yang berasal dari panas yang tersimpan dalam tubuh batuan itu sendiri yang ada di bawah permukaan, tentu saja gk sembarang batuan yg bisa kayak gitu. Jadi klo kita kaitkan dengan suatu sistem, sistem panas bumi adalah sistem transfer panas dari sumber panas yang ada di bawah permukaan menuju permukaan, simpel kan, semoga mengerti. Nah di dalam sistem panas bumi itu terbagi lagi menjadi 3 (Hochstein dan Browne, 2000), Sistem Hydrothermal, Sistem Volcanic, dan Sistem Volcanic-Hydrothermal. Dari sini aj keliatan kan klo geothermal dan hydrothermal itu berbeda hierarkinya, berbeda kedudukanya, jadi sistem hydrothermal itu adalah sistem transfer panas bumi yang melibatkan fluida meteorik yang dominan dibandingkan fluida magmatisnya, bahkan fluida magmatisnya hampir tidak ada, fluida meteorik itu contohnya air hujan, air sungai, danau, dan air permukaan lainya, (Gambar 1).

Gambar 1. Sistem  Hydrothermal

Dari gambar di atas terlihat klo air meteorik tersbut tidak sampai berinteraksi langsung dengan sumber panasnya (magma), dia hanya dipanasin aja, nah akibat adanya pemanasan itu menimbulkan arus konveksi yang memungkinkan terjadinya sirkulasi air panas di sana. Kalo Sistem  Volkanik ini kebalikanya, dia malah dominan fluida magmatisnya dibandingkan meteoriknya, sedangkan sistem yang ketiga adalah sistem gabungan (biasanya org klo bingung selalu ambil jalan tengah), jadi ada interaksi fluida meteorik dengan fluida magmatisnya, (Gambar 2).

Gambar 2. Sistem Volcanic-Hydrothermal (IGA, 2004)

Terus gimana caranya kita tau itu panas tersalurkan ke permukaan atau ngk, atau jangan-jangan kita lagi berdiri di atas suatu sistem panas bumi?. Gampangnya tuh klo kita bediri di atas suatu sistem panas bumi kita bakalan kepanasan tapi gk sesimpel itu, panas ini bukan sembarang panas, ada tanda-tanda lain selain cuma kepanasan aj. Salah satu hal yang paling digemari oleh geoscientist atau scientist adalah anomali, klo kebanyakan masyarakat itu menjauhi bahkan menghindari anomali tidak demikian dengan para ilmuwan itu, mereka malah gemar mencari anomali dan kegirangan klo menemukanya, nah anomali yang dibahas di sini adalah anomali vegetasi dan anomali panas, apakah vegetasinya itu berbeda dari sekitarnya, atau bahkan di daerah tersebut padahal berada di gunung tapi malah gundul gk ad vegetasinya sedangkan di kaki gunungnya banyak pohon, klo liat kayak gitu jgn buru" di sana ada ilegal logging, siapa tau di sana ada sesuatu, karena adanya anomali itu, terus ad anomali suhu air, klo kita misalnya nemuin air di gunung yg suhunya lebih panas dr udara sekitar, naah bisa jadi kita berada di daerah panas bumi, yang sering kita manfaatin tuh kan buat anget"an kayak di Ciater. Sebenernya ada beberapa manifestasi permukaan dari panas bumi salah satu contohnya udh disebutin tadi yaitu mata air panas, ada lagi yg lainnya, lumpur panas, tanah beruap, geyser, fumarol, solfatara. Nah fumarol dan solfatara inilah yg mungkin sering kita sebut dengan kawah, walaupun gk selalu berhubungan. Fumarol ini lebih banyak mengandung uap airnya sedangkan klo solfatara lebih banyak mengandung belerangnya (H2S).

Grand Reopening

Wow sudah sangat amat lama sekali Saya tidak membuat ketikan dan mengisi blog Saya sendiri mungkin kalau diibaratkan dengan cucian yang direndam, cuciannya itu sudah ditumbuhi jamur setinggi 3-5 cm (based on true story) yang siap diolah menjadi makanan yang akan semakin mendekatkan kita dengan sang pencipta (racun), haha, ini tidak mengada-ada lho, teman Saya sendiri yang di Jogja mengalaminya. Mungkin di kesempatan yang berbahagia ini terlalu sayang untuk disia-siakan dengan menceritakan media baru budidaya jamur racun, Saya hanya ingin menengok lagi blog Saya dan berikrar untuk lebih rajin menulis dan berbagi informasi dari yang sangat tidak penting sampai yang tidak penting tetapi mudah-mudahan dari info-info yang dianggap tidak penting itu bisa menjadi penambah wawasan kita dan rasa keingintahuan kita, bukankan semua langkah-langkah besar berawal dari langkah-langkah kecil?. Akhir kata Saya ucapkan terima kasih, semoga bermanfaat.

wah susah juga ya menulis dengan EYD itu juga yg gw ketik di atas belum tentu bener semua, pantes aja pelajaran bahasa Indonesia gk abis" dipelajarin dari jaman TK sampe kuliah ternyata berbahasa itu tidak semudah yang kita bayangkan dan emang susah, gw juga sebenernya lebih suka itung-itungan daripada bahasa, yaa walaupun itung-itungan gw juga parah tapi seengganknya (harusnya setidaknya) ada yang gw minatin dikit (itu juga dikit). Akan tetapi kecintaan berbangsa itu bisa berawal dari kecintaan berbahasanya juga lho, ada baiknya dan sudah seharusnya kita menghargai bahasa kita sendiri dan mencintainya, kasihan para sesepuh leluhur yang udah capek-capek nyusun huruf biar bisa kita gunain sekarang buat berkomunikasi dengan benar. Dan tulisan-tulisan gw di paragraf ke-2 ini adalah contoh yang salah dari berbahasa, haha, tapi gk apa", seenggaknya gw udah mencoba dan sedikit menyadarkan kalian para pembaca tentang berbahasa yang benar, atau malah menakut-nakuti kalo berbahasa yg benar itu ribet dan susah, emang bener sih tapi biar kita waspada aj, tergantung situasi kondisi toleransi pandangan dan jangkauan aja, mungkin kalo kita menyusun skripsi atau proposal atau apapun yang bersifat formal kita harus berbahasa dengan benar tapi klo kita ngomong sama temen satu tongkrongan satu wc mah santai aje biar gk kaku ntar dikira keluarga kesultanan atau abdi dalem keraton lagi. Dan satu hal lagi sebelum gw akhiri, mungkin di blog ini bakalan lebih banyak bahasa yg nyantai aj ya, soalnya kalian udh gw anggap teman, haha. Selamat membaca, doakan gw rajin ya!
Diberdayakan oleh Blogger.